Remaja Sehat Negara Kuat
Saat ini bahaya narkotika sudah merambak ke seluruh wilayah Indonesia. Data dari Badan Nasional Narkotika (BNN) pengguna narkoba di Indonesia sudah mencapai 5,1 juta jiwa.
Mengigat besarnya bahaya narkoba, Parlemen Remaja 2017 mengangkat tema 'Peran Parlemen Dalam Menyelamatkan Generasi Muda Dari Ancaman Narkotika'.
"Kegiatan Parlemen Remaja ini selain memberikan pemahaman mengenai politik juga memberikan pemahaman akan bahaya narkoba," ujar Kepala Biro Pemberitaan Parlemen Djaka Dwi Winarko saat menyampaikan sambutannya di Wisma Kopo, Bogor, Selasa (12/9/2017) seraya mengatakan Remaja Sehat Negara Kuat merupakan tagline dalam kegiatan ini.
Tema ini diangkat dalam Parlemen Remaja 2017, karena DPR memiliki peran yang sangat strategis melalui tiga tugas dan fungsinya dalam menyelamatkan generasi muda.
"Dalam peran Legislasi, DPR membuat Rancangan Undang-Undang agar pengalahgunaan narkotika bisa dikurangi dengan aturan, dari sisi anggaran bisa dialokasikan anggaran untuk penindakan, pencegahan, sosialisasi dan sebagainya dan dari sisi pengawasan, bisa mengawasi penegak hukumnya. Ini yang akan diajarkan kepada para peserta jadi selain pemahaman politik juga pemahaman bahaya narkotika yang ingin kami bekali," ungkap Djaka
Dari pembekalan hari ini, lanjut dia, para peserta besok, 13 September akan melakukan simulasi kunjungan kerja ke Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) di Lido, Sukabumi, Jawa Barat, untuk menjalankan fungsi pengawasan serta pemahaman akan bahaya narkoba.
Di akhir sambutan, Djaka mengatakan setiap akhir kegiatan pihaknya selalu melakukan evaluasi, agar ke depan acara yang dibuat lebih menarik dan sesuai dengan yang diharapkan.
"Evaluasi itu agar kita dapat membuat program yang semakin menarik dan sesuai yang kita mau. Nah peserta saat ini kan masih dari 34 provinsi, nanti ke depan kita akan membuka perekruatan peserta parlemen sesuai daerah pemilihan (dapil) yang ada di DPR. Kan ada 77 dapil itu rencana ke depan untuk lebih mencermikan aspek keberagaman Indonesia dan keadilan," jelasnya.
Hal senada juga disampaikan Sekjen Gerakan Nasional Anti Narkotika (Granat) Ashar Suryobroto yang mengatakan peredaran dan penyalahgunaan Narkoba telah terjadi secara masif, sehingga tidak ada satupun desa di Indonesia yang bebas dan bersih dari Peredaran Gelap dan Penyalahgunaan Narkoba. Termasuk tidak ada satu sekolah setingkt SMU yang bebas dan bersih dari peredaran narkoba.
"Oleh karena itu, pemeberantasan narkoba harus dilakukan oleh pemerintah bersama-sama dengan masyarakat dengan melibatkan potensi yang ada di dalam masyarakat termasuk pendidikan sejak dini kepada generasi muda," ungkapnya seraya berharap peserta mampu menjadi duta anti narkoba. (rnm/sc), foto : jayadi/hr.